Kotak Hitam CVR Lion Air JT 610 Yang Jatuh Di Perairan Karawang Ditemukan

by
CVR (Cokpit Voice Recorder) milik Pesawat Lion AIr PK-LQP dengan nomor pernerbangan JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang pada 29 Oktober 2018 yang ditemukan pada Senin (14/1/2019)

Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT yang mengandeng Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) akhirnya berhasil menemukan Black Box (Kotak Hitam) Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor pernerbangan JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang pada 29 Oktober 2018. Kotak Hitam yang berisi CVR (Cookpit Voice Recorder) atau rekaman suara kokpit pesawat ditemukan oleh penyelam bernama Serda Satria Margono dari Kesatuan Dislambair Koarmada I di kedalama 35 meter pada posisi koordinat 05 48 46,503 S – 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat. Kotak Hitam CVR tersebut ditemukan pada Senin (14/1/2019) setelah sebelumnya terdeteksi lewat alat canggih yang dibawa KRI Spica.

Lokasi penemuan kotak hitam CVR tersebut ternyata berada di radius 10 – 50 meter dari lokasi ditemukannya FDR. Hal itu diungkapkan oleh Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dalam keterangan persnya, Senin (14/1/2019) siang.

“Iya benar kotak hitam yang berisi CVR atau rekaman suara kokpit pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh Oktober 2018 lalu sudah diketemukan oleh para penyelam Dislambair Koarmada I. Tim penyelam yang berjumlah 18 orang itu ditemukan pada posisi koordinat 05 48 46,503 S – 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat. Dan saat ini CVR tersebut telah diangkat dan kemudian di serahkan kepada KNKT untuk diselidiki,” ungkap Laksda TNI Harjo Susmoro.

Dengan penemuan kotak Hitam CVR hari ini, pihak KNKT telah menemukan pasangan kotak hitam yang berada di Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor pernerbangan JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang Oktiber lalu. Menteri Perhubungan sendiri mengapresasi pencapaian yang dilakukan oleh pihak KNKT yang bekerjasama dengan TNI AL itu.

“Terkait dengan penemuan kotak hitam CVR itu saya sangat mengapersiasi kerja keras yang all out yang dilakukan oleh KNKT yang bekerjasama dengan TNI AL. Dan dengan penemuan ini kita berharap akan bisa membuka tabir penyebab kecelakaan pesawat Lion Air tersebut,” ungkap Menhub, Budi Karya Sumadi yang ditemui di kawasan Jakarta Selatan.

Menhub sendiri menjelaskan untuk bisa membaca tuntas CVR Pesawat Lion AIr JT 610 itu baru akan seleai satu tahun kedepan.

“Penemuan ini penting, walaupun kita sudah tahu penyebabnya seperti apa tapi komunikasi dalam kopkit itu penting. Tapi sebenarnya satu penemuan ini hasilnya baru bisa diketahui dalam waktu satu tahun. Akhirnya 1 tahun nanti kita lihat bagaimana kualitas data yang ditentukan, bisa dieksplorasi jadi suatu data. Dan ini akan menungkap penyebab pasti kenapa pesawat tersebut bisa jatuh,” tandasnya.

Seperti diketahui, Pesawat Lion PK-LPQ dengan nomor penerbangan JT 610 tujuan Jakarta – Pangkal Pinang pada Senin 29 Oktober 2018 dikabarkan jatuh diperairan Karawang setelah 13 menit mengudara. Berdasarkan data manifest pihak Lion Air, Pesawat tersebut membawa 81 merupakan penumpang yang terdiri atas 124 laki-laki, 54 perempuan, satu anak-anak, dan dua bayi. Sementara itu, tujuh orang sisanya merupakan pilot, kopilot, dan lima awak kabin.

Pesawat yang jatuh itu berjenis Boeing 737 max 8 buatan tahun 2018. Lion Air sendiri baru mengoperasikan pesawat itu pada 15 Agustus 2018. Pesawat ini kurang lebih memiliki 800 jam terbang. Dari kecelakaan tersebut pihak KNKT menegaskan bahwa para penumpang yang ada didalam pesawat tersebut semuanya meninggal.

No More Posts Available.

No more pages to load.