Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia usaha Indonesia. Pendiri grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja tutup usia pada Sabtu 26 Januari 2019 pukul 19.43 WIB di usia 98 tahun. Beliau meninggal di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat akibat faktor usia. Dan kini jenazahnya sendiri tengah disemayamkan di Rumah Duka RS Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Didunia bisnis, nama Eka Tjipta sendiri dikenal sebagai pebisnis sukes. Dimana pria yang lahir dari keluarga miskin yang tinggal di Quanzhou, Fujian, Tiongkok. Beliau lahir pada 27 Februari 1921. Pada saat usianya beranjak 9 tahun yakni pada tahun 1931, Eka bermigrasi ke Makassar bersama sang ibu yang menyusul sang ayah yang sudah terlebih dahulu tinggal di Makassar.
Eka memulai bisnis dari berdagang biskuit ejak remaja karena Eka hanya bisa lulus SD karena kondisi ekonomi keluarganya saat itu tengah carut marut. Dirinya tak malu berkeliling kota Makassar, dengan mengendarai sepeda. Ia keliling kota Makasar menjajakan door to door permen, biskuit, serta aneka barang dagangan toko ayahnya. Di usianya ke-15 tahun, Eka mencari pemasok kembang gula dan biskuit dengan mengendarai sepedanya. Ia harus melewati hutan-hutan lebat, dengan kondisi jalanan yang belum seperti sekarang ini. Kebanyakan pemasok tidak mempercayainya. Umumnya mereka meminta pembayaran di muka, sebelum barang dapat dibawa pulang oleh Eka. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp. 20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika itu masih 3-4 sen per kilogram.
Bisnisnya sempat ambruk ketika kedatangan pasukan Jepang yang kala itu menguasai Indonesia. Namun berkat keuletannya, ia kembali membangun bisnisnya dengan berjualan makanan dan kebutuhan yang diperlukan oleh para tentara Jepang yang kala itu tengah menguasai Makassar. Tak hanya itu, Eka juga membuka warungnya itu di halaman depan rumahnya hingga akhirnya dirinya bisa sukses.
Ditahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu.Dengan membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit. Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh.
Usia sukses menjalankan usaha kelapa sawit dan kebun teh, beliau merintis bisnis bank, dengan membeli Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai 13 milyar rupiah. Dan ketika beliau kelola, bank itu berkembang pesat hingga asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah.
Tak berhenti disitu, Eka pun mulai merambah bisnis properti dengan mendirikan Sinarmas group dengan membangun membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan. tak hanya itu dirinya juga sukses menjalankan bisnis percetakan dan kertas yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun.
Kini bisnis yang dijalankan Eka Tjipta sudah berkembang dan menjadi raksasa bisnis di Indonesia dengan fokus bisnis di bidang bisnis media, real estate, jasa keuangan, energi, agribisnis, dan telekomunikasi. Sejumlah perusahaan grup Sinar Mas pun sebagian mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut antara lain PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSA), PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI). Adapula PT Smartfren Telecom Tbk (SMAR), PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA), dan PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Kini, Sinar Mas yang didirikan Eka Tjipta Widjaja ini telah memiliki 380 ribu pegawai.
Dibindang kemanusiaan dan pendidikan, Eka juga memiliki sebuah yayasan Eka Tjipta Foundation yang dikelola keluarga Widjaja.Besarnya bisnis yang dimiliki membuat Eka Tjipta Widjaja masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan data kekayaan ditaksir mencapai US$ 8,6 miliar atau sekitar Rp 120,96 triliun.
Eka sendiri memiliki prinsip hidup jujur, bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan dan lingkungan. Tak hanya itu, Eka juga tak suka berfoya-foya dan selalu berusaha hidup hemat. Dari Eka harusnya kita belajar bagaimana bisa menjadi orang yang sukses dan dibalik kesuksesan yang diraih, perjuangan dan keuletan menjadi kunci sukses Eka, dimana sukses memang bukan suatu hal yang instan. fk