Konsepnews.com – Perancang busana Anna Mariana terus berkarya melahirkan sejumlah rancangan busana karyanya berupa Tenun Betawi. Tenun Betawi, atau yang lebih dikenal dengan nama tenun Bali-Betawi (BaBe) pertama kali diluncurkan Anna pada tahun 2016, atas inisiatif pimpinan DKI Jakarta saat itu, Sony Sumarsono.
Tujuan utama Anna menciptakan tenun Betawi dan juga produk BaBe antara lain adalah agar bisa mengangkat budaya Betawi ke tingkat lebih modern dan ke tingkat Internasional. “Agar Betawi tidak kalah dari daerah lain yang sudah lebih dulu dikenal di dunia internasional untuk produk mode dan fashionnya melalui tenun yang indah,” ujar Anna saat ditemui di sela rapat kerja Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Istri Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha ini kerap membawa busana rancangan tenun Betawi ke kancah internasional melalui sejumlah event fashion. “Dalam beberapa kesempatan show keluar negeri, seperti ke Washington DC dan Jepang, Tenun Babe pula yang menjadi bahan utama untuk saya peragakan,” sebut Anna.
Dengan lahirnya tenun Betawi, produk unggulan karya Anna Mariana melengkapi Batik Betawi yang sudah lama ada, menurut Anna, akan mampu mengangkat dan membawa budaya Betawi lebih dikenal luas hingga ke mancanegara. Anna Mariana bertekad melestarikan sekaligus menggembangkan tenun sebagai warisan leluhur budaya bangsa Indonesia. Setelah berjuang merilis tenun Babe, ia juga berjuang menghasilkan tenun perpaduan baru. Antara lain tenun BaliSolo, Bali Jogja, Bali Papua dan Tenun BaliMagista (Bali Makasar, Bugis dan Toraja).
Di tengah perjuangan mengembangkan beragam tenun itu, Anna Mariana sesungguhnya memendam impian untuk dapat melahirkan peringatan Hari Tenun Nasional, sama seperti peringatan hari Batik yang setiap tahun diperingati setiap tanggal 2 Oktober.
Bersama sejumlah yayasan yang menaungi dan membina para pengrajin Indonesia, seperti KTTI (Komunitas Tekstile Tradisional), ATTI (Assosiasi Tradisional Tenun Indonesia), Yayasan CBKN (Cinta Budaya Kain Nusantara) yang didirikannya, Anna bergerilya melobi dan melakukan pendekatan kepada pemerintah, baik lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maupun lewat Setneg .
Perjuangan Anna dan kawan-kawan, dalam mengangkat tenun dan membawa tenun-tenun Indonesia agar diakui secara legalitas, nampaknya bakal segera terwujud. “Alhamdulillah Pemerintah sudah menetapkan Hari Tenun Nasional untuk diperingati setiap tanggal 7 September, Kepresnya tinggal ditandatangani Pak Presiden Jokowi. Deklarasi tentang penetapan peringatan ini akan diumumkan dalam acara Festival Tenun Tradisional Nusantara dalam waktu dekat,” papar Anna.
Dengan penetapan Hari Tenun Nasional, menurut Anna diharapkan bisa membantu industri tenun tradisional Indonesia berkembang lebih maju. “Kami sangat mengharapkan dukungan Pemerintah, agar industri pengrajin tenun dapat terus tumbuh, sehingga mampu meningkatan sektor industri ekonomi sekaligus bisa mengurangi tingkat pengangguran,” pungkas Anna. ic