Konsepnews.com – Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia membuat roda perekonomian dunia melambat. Bahkan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (World Bank) menyatakan dampak pandemi ini merontokkan perekonomian dunia yang angka kerugiannya diperkirakan hingga tahun 2021 mendatang bisa mencapai $US 12 Trilyun. Sayangnya, lembaga multilateral memiliki keterbatasan dalam penyediaan dukungan pinjaman dan hibah, lantaran kebutuhan setiap negara amat besar untuk menanggulangi masalah yang terjadi akibat pandemi global ini.
Berdasarkan hal itu, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dalam siaran pers yang diterima Senin (20/7/2020) menyatakan upaya pemulihan ekonomi global harus dilakukan secara merata dan terkoordinasi dengan memfokuskan kebijakan domestik untuk mencapai pemulihan yang aman, meningkatkan kebijakan kolektif G-20 dalam pemulihan ekonomi dunia, serta memanfaatkan kesempatan untuk keberlanjutan dan inklusivitas perekonomian masa depan.
“Sampai saat ini masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat Covid-19 akan berakhir. Perekonomian global masih mengalami tekanan dan memberikan peringatan kepada kita semua untuk memberikan respons yang cepat, tepat, dan terkoordinasi. Peran kepemimpinan G-20 sangat krusial dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia,” ungkap Sri Mulyani.
Dirinya juga meminta negara-negara anggota G-20 bersama lembaga internasional akan melanjutkan kerja sama global dalam penanganan dampak Covid-19, termasuk melalui pelaksanaan rencana aksi G-20.
“Dukungan fiskal secara keseluruhan negara G-20 ditaksir bisa mencapai sekitar US$ 10 triliun yang difokuskan pada peningkatan sistem kesehatan, perlindungan sosial, peningkatan lapangan kerja, serta dukungan bagi dunia usaha. Dan kita masih akan menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Output global diproyeksikan turun 4,9% tahun ini, sedangkan pemulihan yang gradual akan terjadi pada 2021,” tandasnya. (fk)