Menurut Garin, karya-karya yang ada tidak cukup dihargai meski dikonsumsi begitu banyak orang. Apalagi jika akhirnya mengalami kejenuhan pasar yang luar biasa seperti sekarang ini.
“Dikhawatirkan tingginya kebutuhan mengisi konten membuat cara produksi serial kurang profesional karena mengejar waktu dan menekan biaya,“ tegasnya.
Garin mengibaratkan, kualitas konten OTT itu bak sistem berkebun. “Selain menghasilkan banyak tanaman yang tidak sehat, tanahnya pun mestinya tidak cepat kering akibat kebanyakan pupuk. Fenomena lain yang menyita perhatian publik, perang harga langganan antar OTT,” pungkas Garin. yz