Kabid Humas PMJ: Bentrokan di Depok Masalah Pribadi, Utang Piutang

by

Jakarta,Konsepnews.com – Polda Metro Jaya buka suara terkait bentrokan dua kelompok yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua luka-luka di Perum Raffles Hills Blok Q9/9 Kel Sukatani kec. Tapos, Kota Depok, Sabtu (11/2) kemarin, sekitar Pukul 14:30 WIB.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan, peristiwa tersebut murni masalah pribadi bukan bentrokan antar kelompok atau suku seperti yang viral di media sosial dan media massa.

“Kami menyampaikan terkait perkembangan adanya tindak pidana pengeroyokan yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, yaitu di wilayah Polres Metro Depok,” kata Trunoyudo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Minggu (12/2/2023).

“Latar belakang ini terjadinya urusan bisnis antara pihak L dan M, ini terkait utang piutang, pinjam meminjam uang,” tegasnya.

Trunoyudo menyebut, kejadian tersebut sebenarnya dapat diselesaikan dengan cara-cara yang persuasif melalui program Kepolisian yaitu Sambang RW dan Jumat Curhat.

“Sebenarnya kalau ini diselesaikan secara persuasif melalui rukun warga (RW), ini akan terselesaikan dengan aman, namun demikian ini masih didalami, proses pemeriksaan belum sampai di situ, tentunya mari sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban,” ujarnya.

Trunoyudo menjelaskan, akibat peristiwa tersebut pihak kepolisian mengamankan 14 orang yang terlibat dalam aksi penganiayaan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia.

“Kami telah mengamankan 14 orang dan saat ini masih proses penyelidikan, 14 orang ini berinisial Ml, Ep, Ad, Hm, N, Rr, Al, Bu, Har, Sb, Sal, Abr, Sh, dan Sah,” paparnya.

“Ke-empat belas ini secara maraton dilakukan proses pemeriksaan untuk lebih dalam,” ucap Trunoyudo.

Selain itu, kata Trunoyudo, terdapat dua korban lainnya dalam peristiwa penganiayaan yang terjadi di Depok, ia juga menyesalkan kejadian tersebut seakan program Kapolda Metro Jaya tidak dijalankan.

“Korban dua yang luka, pak Kapolres (Depok) sudah mendatangi ke rumah sakit, dan sekali lagi dalam kejadian ini sungguh sangat disesalkan, artinya program Kapolda Metro Jaya menggelorakan kebijakan untuk guyub para ketua RW seDKI Jakarta, khususnya dan juga wilayah Polda Metro Jaya Depok Tangerang dan Bekasi (tidak berjalan) ,” ujarnya.

“Kalau persoalan ini dapat dikomunikasikan melalui RW, melibatkan RW, Babinsa Bhabinkamtibmas, tidak para pihak yang lain, tentu ini menjadi bagian yang bisa diselesaikan secara humanis dan persuasif,” kata Trunoyudo.

Polda Metro Jaya, melalui Kabid Humas mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing dan terprovokasi dengan informasi yang belum tentu kebenarannya dan tidak dapat dipercaya.

“Ini sebagai imbauan, dan kedepannya dimohon tidak lagi terjadi, selanjutnya jangan percaya pada hoaks atau Provokasi di media sosial, cek ricek perkembangan melalui media mainstream yang kredibel sebagai sumber informasi,” imbuhnya.

“Tidak pada media sosial yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga Jakarta ini aman damai tertib tentunya menjadi rumah kita bersama,” ucap Trunoyudo.

Ia menambahkan, saat ini Pihak Kepolisian masih melakukan pengembangan dan pemeriksaan lebih lanjut terkait kasus penganiyaan ini dengan mekanisme yang profesional. 

“Proses pemeriksaan masih berlangsung, kita tunggu dan harapannya semua ini terselesaikan dengan mekanisme preemtif, preventif maupun persuasif dan proses penegakan hukum dapat memberikan efek getaran,” kata Trunoyudo.

Sebelumnya beredar, dua kelompok suku dari Ambon dan Madura terlibat bentrokan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dengan luka sabetan senjata tajam di perumahan mewah, Tapos, Depok pada Sabtu (11/2) kemarin.

Peristiwa tersebut bahkan viral di media sosial yang memperlihatkan video aksi kekerasan dari salah satu kelompok.

Zan

No More Posts Available.

No more pages to load.