Film “Pengin Hijrah” Menyatukan Indonesia dan Uzbekistan dalam Kisah Cinta

by
foto: dok. sinemata buana krasindo

JAKARTA, KONSEPNEWS – Pengin Hijrah, film drama religi terbaru yang diproduksi oleh Sinemata Buana Kreasindo bekerja sama dengan MBK Productions, tengah menjadi sorotan. Film ini menawarkan kisah cinta yang melibatkan dua budaya berbeda—Indonesia dan Uzbekistan—dengan latar belakang spiritual dan historis yang mendalam.

Diarahkan oleh sutradara Jastis Arimba, yang dikenal dengan film-film drama yang sukses secara box-office, Pengin Hijrah akan syuting di tiga lokasi utama: Uzbekistan, Pulau Belitung, dan Bogor.

Dimulai pada 13 November 2024, pengambilan gambar pertama akan berlangsung di Uzbekistan, yang dipilih karena keunikan geografis dan hubungan sejarahnya dengan Indonesia dalam konteks peradaban Islam.

Uzbekistan, sebagai tempat kelahiran Imam Bukhari, yang hadis-hadisnya menjadi landasan moral dalam cerita, memberikan dimensi spiritual yang kuat dalam film ini.

Selain memanfaatkan keindahan alam dan sejarah Uzbekistan, film Pengin Hijrah juga akan menampilkan aspek budaya Indonesia, khususnya melalui tokoh utama yang berasal dari Pulau Belitung dan Bogor. “Belitung dengan pantainya yang eksotis akan menjadi latar belakang asal usul tokoh utama.

Sementara Bogor akan memperkenalkan sisi kehidupan kampus dari tokoh utama,” ungkap Budi Yulianto. Keberagaman lokasi ini diharapkan dapat memperkaya visual dan narasi film, dengan dua dunia yang sangat berbeda namun saling melengkapi.

Film ini akan menggabungkan pemain dari Indonesia dan Uzbekistan, di antaranya Steffi Zamora, Endy Arfian, Daffa Wardhana, Karina Suwandi, dan Nadzira Shafa. Pemain dari Uzbekistan juga akan terlibat, dengan sebagian besar merupakan aktor yang dikenal di panggung drama Uzbekistan.

Menurut Budi Yulianto, proses produksi akan berlangsung selama 24 hari, dengan target rilis pada 2025. “Kami berharap film ini akan memberikan kontribusi positif dalam perfilman Indonesia, serta dapat diterima dengan baik di pasar internasional, khususnya negara-negara Muslim di Asia,” ujar Budi, yang juga dikenal dengan kesuksesannya dalam memproduksi film Air Mata di Ujung Sajadah. san/*

No More Posts Available.

No more pages to load.