KOTA TANGERANG, KONSEPNEWS – Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menjadi sorotan publik setelah munculnya karangan bunga protes terkait gaji dosen dan pekerja yang tertunda pada Selasa, 24 Desember 2024.
Aksi protes ini menuntut agar pihak kampus segera membayar hak-hak yang belum dipenuhi, yang telah menunggak sejak November 2023.
Reza, Humas UMT, menjelaskan bahwa pihak universitas telah mengadakan rapat khusus untuk mencari solusi atas masalah ini.
Ia menyebutkan bahwa masalah ketidakpastian pembayaran gaji ini disebabkan oleh pengeluaran besar yang digunakan untuk pembangunan aset kampus yang saat ini tidak produktif.
Menurut Reza, likuidasi atau penjualan aset menjadi salah satu opsi untuk menstabilkan kondisi keuangan UMT.
“Ketika aset yang dimiliki tidak produktif, hal ini menciptakan ketidakseimbangan. Likuidasi atau penjualan aset menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan untuk menjaga stabilitas keuangan, namun, hak dosen dan pekerja adalah prioritas kami. Rektor dan Badan Pembina Harian (BPH) sepakat untuk mencari solusi terbaik”, ujar Reza.
Meskipun demikian, situasi ini memunculkan kritik dari sejumlah dosen yang merasa bahwa pihak kampus kurang transparan dalam menangani masalah ini.
Beberapa di antaranya mengaku ada ancaman terhadap dosen yang mengkritik kebijakan manajemen kampus. Dosen-dosen ini juga berharap agar pemerintah dan DPRD Kota Tangerang dapat turut membantu dalam menyelesaikan permasalahan ini agar hak-hak mereka segera dipenuhi.
Selain itu, ada dugaan bahwa ketegangan ini berkaitan dengan kegagalan mantan rektor UMT, Dr. Amarullah, dalam mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tangerang. Sejumlah dosen menilai situasi ini telah menghambat penyelesaian masalah internal kampus.
Sebuah karangan bunga bertuliskan protes dan tuntutan dari Serikat Dosen dan Pekerja UMT juga dipajang, menyuarakan keprihatinan atas hilangnya hak para dosen dan pekerja.
“Atas hilangnya hak para dosen dan pekerja UMT, semoga Allah memberikan keadilan, karena manusia tampak lupa akan kewajibannya,” demikian tertulis dalam karangan bunga tersebut.
Para dosen yang belum menerima gaji sejak November 2023 ini berharap agar kampus segera memberikan kejelasan dan melakukan pembayaran untuk hak-hak mereka.
Masyarakat dan pihak terkait diharapkan ikut membantu dalam mencari solusi terbaik agar masalah ini dapat segera diselesaikan. san/*