“Baharuddin Lopa: Jaksa Agung yang Tetap Sederhana di Puncak Kekuasaan”

by

Jakarta,Konsepnews – Di tengah gaya hidup mewah yang kerap melekat pada pejabat tinggi, sosok Baharuddin Lopa menjadi contoh langka tentang arti kesederhanaan dan keteguhan moral. Jaksa Agung ke-17 Republik Indonesia ini menjalani hidupnya tanpa kemewahan, meski memiliki jabatan penting dalam pemerintahan.

Menteri Kehakiman era 1980-an, Ali Said, pernah menyebut Lopa sebagai pejabat yang “miskin” namun luar biasa dalam bekerja. Sejak menjadi jaksa pada 1958, Lopa tak memiliki mobil pribadi dan hanya menggunakan kendaraan dinas untuk urusan pekerjaan. Ia bahkan melarang istrinya memakai motor dinas untuk ke pasar. Saat akhir pekan, Lopa memilih naik angkot, meski mobil dinas terparkir di rumahnya.

Kesederhanaannya juga terlihat ketika ia membeli mobil pertamanya pada akhir 1980-an melalui pengusaha Jusuf Kalla. Ketika ditawari harga khusus, Lopa menolak untuk diistimewakan dan memilih mobil seharga Rp50 juta yang dicicil dengan uang pribadinya. Rumahnya di Makassar maupun Pondok Labu, Jakarta, pun sederhana, jauh dari kemewahan.

Keteguhan moral itu sejalan dengan keberaniannya dalam memberantas korupsi. Setelah dilantik sebagai Jaksa Agung pada Juni 2001, Lopa langsung membuka kembali kasus-kasus besar yang melibatkan pejabat tinggi. Ia bekerja tanpa kenal waktu dan tak gentar menghadapi tekanan. Dalam bukunya Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, Lopa menulis, “Terlalu banyak orang yang ketakutan jika saya diangkat menjadi Jaksa Agung.”

Baharuddin Lopa dikenang bukan karena harta atau jabatan, tetapi karena ketulusannya. Dalam diri Lopa, kesederhanaan bukan sekadar gaya hidup—melainkan cerminan kejujuran dan keberanian yang sesungguhnya.aa

No More Posts Available.

No more pages to load.