Peran Kearifan Lokal dan Budaya dalam Pendidikan Karakter Kampus Merdeka

by

Konsepnews.com, Jakarta – Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.

Namun yang tak kalah penting dcalam dunia pendidikan adalah untuk juga mengutamakan factor kearifan lokal. Karena dengan kearifan lokal akan memberi keluwesan bagi mahasiswa untuk mengambil minat. Sangat penting kampus merdeka dalam menentukan kearifan local dalam membentuk kearifan local.

Bagaimanapun tujuan kearifan local adalah dalam rangka menggerakan inovasi secara mandiri, kemudian bersinergi baik dengan pemerintah, pengusaha, sumber daya alam dan sumber sumber lainnya.

Dalam UU Np. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Guna membahas tentnag keterkaitan antara pentingnmya kearifan lokal dengan dunia pendidikan, Media Literasi dan Informasi yang di antaranya terdiri dari Majapahit tv, trenzindonesia.com, telescopemagz.com, beritakin.com, konsepnews.com, Perempuannusantara.com, dan Indocf, mengadakan Diskusi publik bertajiuk “Peran Kearifan Lokal dan Budaya dalam Pendidikan Karakter Kampus Merdeka” pada Selasa, 11 Januari 2021.

Diskusi Publik yang difasilitasi oleh Majapahit TV dan dipandu oleh Zakiyah S.Pd ini menghadirkan dua narasumber yakni Dr.H.Ahmad Muslimin LC.MH (wakil Rektor IAIMNU Lampung) serta Dr.Susetya Herawati ST.M.Si (Penggiat sosial dan budaya Dari Unkris). Sementara sebagai penanggap adalah Inggar Saputra M.Si (Akademisi), Ustad Ahmad Fajri S.pd (Tokoh Agama) dan Siti Mujawarah S.pd (Ketua Muslimat Oki).

Dr H Ahmad Muslimin  menyampaikan bahwa, Kearifan lokal dalam Islam disebut adat istiadat, makna dasarnya adat itu positif dan kebaikan. “Kita dapat menjaga tradisi lama yang baik, mengambil tradisi baru yang lebih baik,” ujar Dr H Ahmad Muslimin

Sementara, Dr Susetya Herawati memaparkan bahwa kearifan lokal dalam.kampus merdeka belajar harus mampu.meningkatkan nilai ekonomis masyarakat melalui dukungan berkesinambungan yang berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan dunia usaha.

“Kita memasuki era disrupsi digital sehingga kearifan lokal dan budaya kita harus mampu menjaga nilai keTuhanan dan kebangsaan, tetapi di sisi lain harus mampu memecahkan masalah sosial ekonomi yang ada di masyarakat. Kewirausahaan itu mendorong kemandirian,” urai Dr Susetya Herawati.

“Merdeka Belajar menuntut para pendidik untuk menggali potensi potensi dari anak didiknya,” jelas Dr Susetya Herawati.

Menanggapi pemaparan para narasumber, Inggar Saputra menilai bahwa Kearifan lokal di Indonesia harus mampu masuk di dalam kurikulum dan keseharian pembelajaran di kampus.

“Dalam kegiatan kampus dan keseharian mahasiswa, harus menjaga dan menghormati kearifan lokal yang berkembang di masyarakat sekitar kampus.”, ujar Inggar Saputra.

Ustadz Ahmad Fajri menambahkan, bahwa Kearifan lokal Indonesia menyatu dengan semangat keagamaan dan kebangsaan.

“Warisan leluhur kita dahulu mampu menyatukan itu semua dan selayaknya tidak dipertentangkan oleh generasi sekarang”, tegas Ustadz Ahmad Fajri. Sebagai penanggap terakhir, Siti Mujawarah berpendapat, bahwa kearifan lokal muncul dari banyaknya adat istiadat masyarakat.

“Adat istiadat yang beraneka ragam tersebut menyatu dengan budaya pada masyarakat lain lalu memunculkan nasionalisme dan menjadi hidup dalam kepribadian dan keseharian masyarakat di Indonesia,” pungkas Siti Mujawarah.

No More Posts Available.

No more pages to load.