Menlu Retno Dorong Investasi Berkualitas dalam Hubungan Ekonomi dengan China

by

JAKARTA, KONSEPNEWS – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, menegaskan pentingnya investasi berkualitas dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan China.

Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation/JCBC) ke-5 yang diadakan di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, pada Jumat.

Retno menyoroti bahwa Indonesia terbuka untuk investasi dari China, namun dengan syarat bahwa investasi tersebut harus menghormati prinsip-prinsip Lingkungan, Keberlanjutan, dan Tata Kelola (Environment, Sustainability, and Governance/ESG), serta mengikuti standar-standar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Yang ingin kami lihat adalah investasi berkualitas, yaitu yang menghormati ESG dan prinsip-prinsip PBB,” tegas Retno.

Pertemuan dengan Menlu China, Wang Yi, juga membahas peningkatan signifikan dalam kerja sama ekonomi antara kedua negara dalam dekade terakhir. Retno mencatat bahwa investasi China di Indonesia telah meningkat drastis dari 800 juta dolar AS pada tahun 2014 menjadi 7,43 miliar dolar AS pada tahun 2023. Hal ini menjadikan China sebagai investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura.

Namun, dalam diskusi tersebut, Wang Yi mengungkapkan bahwa jumlah investasi China di Indonesia sebenarnya lebih besar jika investasi dari Hong Kong juga diperhitungkan.

Selain itu, potensi investasi dua arah antara Indonesia dan China diperkirakan mencapai 55 miliar dolar AS, dengan 33 miliar dolar AS merupakan investasi China ke Indonesia dan 22 miliar dolar AS adalah investasi Indonesia ke China.

Dalam sektor perdagangan, Retno mencatat adanya peningkatan yang signifikan dalam hubungan dagang antara kedua negara.

Pada tahun 2014, nilai perdagangan Indonesia-China mencapai 63,66 miliar dolar AS dengan Indonesia mengalami defisit sebesar 14,48 miliar dolar AS. Namun, pada tahun 2023, nilai perdagangan tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 139,26 miliar dolar AS, dan Indonesia berhasil mencatat surplus hampir 9 miliar dolar AS.

Pertemuan JCBC juga mencakup pembahasan mengenai penguatan kerja sama di berbagai sektor strategis seperti energi terbarukan, hilirisasi industri, serta pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Langkah ini sejalan dengan upaya kedua negara untuk membangun kemitraan yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan di masa depan.

Dengan pendekatan yang lebih selektif dan berorientasi pada kualitas, Indonesia berupaya memastikan bahwa investasi asing, khususnya dari China, dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Tanah Air. yz

No More Posts Available.

No more pages to load.