Royalti Musisi Naik Drastis, WAMI Luncurkan Inovasi Baru di 2025

by

JAKARTA, KONSEPNEWS – Wahana Musik Indonesia (WAMI) mencatat sejarah baru dalam industri musik Tanah Air. Sepanjang 2024, organisasi nirlaba ini berhasil menghimpun royalti senilai Rp185 miliar, melonjak 40% dibanding tahun sebelumnya.

Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan yang semakin besar dari para pencipta lagu, penerbit musik, serta pengguna musik dalam sistem kolektif manajemen hak cipta yang lebih transparan dan profesional.

Presiden Direktur WAMI, Adi Adrian, mengungkapkan bahwa jumlah anggota terus bertambah secara signifikan. Sebanyak 960 pencipta dan 5 penerbit musik bergabung di tahun 2024, menambah total anggota menjadi 5.806 orang, sementara katalog lagu bertambah 33.789 lagu, sehingga kini mencapai 243.313 lagu.

“Potensi industri musik Indonesia sangat besar. Jika dikelola dengan baik, potensi nilai royalti bisa mencapai Rp3 triliun, setara dengan Brasil,” ujar Adi Adrian dalam konferensi pers di Jakarta.

Memasuki tahun 2025, WAMI menargetkan optimalisasi distribusi royalti dengan reformasi aturan yang lebih adil dan akurat. Salah satu langkah besar yang telah diambil adalah peluncuran sistem ATLAS, sebuah platform digital yang memungkinkan komposer memantau royalti mereka secara real-time.

“Dengan ATLAS, pencipta lagu dapat melihat laporan royalti mereka secara transparan. Ini bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan efisiensi dan kepercayaan dalam sistem,” ujar Managing Director WAMI, Suseno A. Prasetyo.

Selain inovasi digital, WAMI juga memperkuat penegakan lisensi dengan membangun tim Legal yang bertugas memastikan pembayaran royalti oleh pengguna musik yang selama ini mengabaikan kewajibannya.

“Kami akan semakin aktif dalam menindak pelanggaran hak cipta, termasuk dari pengguna musik di luar negeri. Di Malaysia, misalnya, lagu-lagu musisi Indonesia banyak digunakan di restoran dan tempat publik, dan negara itu membayar lisensi sekitar belasan miliar rupiah,” tambah Adi Adrian.

Di luar penghimpunan dan distribusi royalti, WAMI juga berfokus pada edukasi hak cipta. Program WAMI Goes to Campus akan terus diperluas, bekerja sama dengan komunitas musik untuk meningkatkan pemahaman tentang performing rights.

Selain itu, berbagai inisiatif seperti soci fund, open mic, dan community gathering akan diadakan untuk meningkatkan manfaat keanggotaan bagi para musisi.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap pencipta lagu dan penerbit musik mendapatkan hak mereka secara penuh. Tahun 2025 akan menjadi momentum besar bagi industri musik Indonesia,” pungkas Adi Adrian.

Sebagai salah satu Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) di bawah naungan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), WAMI terus berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan pencipta lagu dan pengguna musik.

Dengan pencapaian yang telah diraih serta inovasi yang terus dilakukan, WAMI optimis bahwa tahun 2025 akan menjadi era baru bagi perlindungan hak cipta dan kesejahteraan musisi di Indonesia. yz

No More Posts Available.

No more pages to load.