JAKARTA, KONSEPNEWS – Aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan di Jakarta dan sejumlah daerah pada pekan lalu kini sudah mereda. Situasi keamanan di Ibu Kota maupun di berbagai wilayah kembali pulih, dan aktivitas masyarakat berjalan normal.
Meski demikian, perdebatan mengenai siapa aktor di balik kerusuhan masih terus bergulir. Sejumlah pihak menyoroti isu yang mengaitkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan peristiwa tersebut.
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, sebelumnya menyatakan perlunya penelusuran lebih lanjut terkait dugaan keterlibatan anggota TNI. Pernyataan itu muncul lantaran beredar kabar mengenai penangkapan sejumlah anggota TNI di tengah gelombang demonstrasi.

Dr Taufan Hunneman, Ketua Umum Forum Bhinneka Tunggal Ika dan Aktivis 98
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Forum Bhinneka Tunggal Ika, Dr. Taufan Hunneman, menyebut tudingan tersebut tidak berdasar. Menurutnya, mengaitkan TNI dengan kerusuhan merupakan upaya mendiskreditkan lembaga pertahanan negara.
“Ini merupakan fitnah keji dan upaya pembunuhan karakter terhadap institusi TNI,” ujar Taufan dalam pernyataan resminya, Sabtu (6/9/2025).
Taufan menegaskan, tuduhan itu bertolak belakang dengan hasil sejumlah survei yang menunjukkan TNI sebagai lembaga negara paling dipercaya publik. Dalam survei Indikator Politik Indonesia, Mei 2025, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TNI mencapai sekitar 85 persen, tertinggi di antara lembaga negara lainnya.
Lebih jauh, ia menilai tuduhan tersebut justru berpotensi menutupi dugaan lain yang lebih kuat, yakni adanya keterlibatan pihak asing. Analisis serupa sebelumnya juga pernah diungkapkan mantan Kepala BIN, Hendropriyono.
“Saya melihat ada pola bahwa sebagian LSM memiliki agenda yang linier dengan kepentingan asing. Mereka membungkusnya dengan isu open society, HAM, dan demokrasi, tetapi bisa jadi di baliknya terdapat agenda global yang lebih besar,” kata Taufan, yang juga mantan aktivis 98.
Ia menambahkan, tudingan terhadap TNI juga bisa menjadi bagian dari intrik untuk mengganggu soliditas aparat. Padahal, menurutnya, hubungan TNI dan Polri saat ini sangat komunikatif sehingga skenario kerusuhan meluas maupun upaya penjatuhan pemerintah tidak tercapai.
Taufan meminta semua pihak menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menelusuri serta mengungkap aktor intelektual di balik kerusuhan.
“Yang terpenting sekarang menjaga kondusivitas agar pemerintah dapat kembali fokus bekerja untuk kemajuan bangsa. Saya mengimbau semua pihak tidak memperkeruh suasana, dan percaya presiden akan berupaya maksimal mewujudkan Indonesia sejahtera, maju, dan makmur,” tutupnya.
Hingga kini, pihak TNI belum memberikan pernyataan resmi terkait isu dugaan keterlibatan anggotanya dalam kerusuhan tersebut. ***